Perlemakan hati adalah kondisi ketika lemak yang ada di dalam organ hati menumpuk hingga lebih dari 5-10 persen dari berat total organ tersebut.
Penyakit dengan nama lain steatosis ini kebanyakan diderita oleh orang-orang berusia antara 40-60 tahun. Kebanyakan kasus perlemakan hati tidak menimbulkan gejala apa pun pada penderita dan bahkan tidak menyebabkan kerusakan permanen pada organ hati. Namun pada penderita yang kebetulan mengalami gejala dapat merasakan beberapa hal berikut ini, di antaranya :
- Hilang nafsu makan.
- Berat badan berkurang.
- Badan terasa lelah dan lemah.
- Konsentrasi terganggu.
- Bingung.
- Mual.
- Nyeri pada bagian tengah perut atau pada perut atas sebelah kanan.
- Pembengkakan hati.
Pada kasus yang jarang terjadi, perlemakan hati juga bisa menyebabkan gejala berupa timbulnya bercak-bercak berwarna gelap pada kulit lengan dan leher.
Berikut ini beberapa hal yang bisa menyebabkan penyakit perlemakan hati, di antaranya :
- Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan
- Efek samping obat-obatan (misalnya steroid, aspirin, tetracyline, dan tamoxifen).
- Kadar kolesterol yang tinggi di dalam darah
- Obesitas.
- Faktor keturunan.
- Penyakit diabetes.
- Penyakit hepatitis C.
- Penyakit autoimun.
- Malanutrisi.
- Berat badan yang turun secara drastis.
- Kehamilan (kasus ini jarang terjadi).
Peradangan pada hati dapat dideteksi oleh dokter melalui pemeriksaan pada perut pasien. Beberapa pertanyaan yang mungkin akan ditanyakan oleh dokter antara lain :
- Apakah terasa lemah?
- Apakah ada penurunan selera makan?
- Riwayat penyakit yang pernah diderita, teruatama hepatitis (umumnya hepatitis A, B, C).
- Riwayat penggunaan minuman beralkohol, obat-obatan dan suplemen.
Beberapa tes pemindaian (misalnya USG, CT scan, atau MRI scan) biasanya diinstruksikan untuk mendeteksi penyakit perlemakan hati. Melalui tes pemindaian ini, sejumlah lemak yang bertumpuk di dalam organ hati dapat terlihat di layar monitor.
Selain melalui tes pemindaian, dokter juga dapat mendeteksi penyakit perlemakan hati dengan cara meneliti sampel jaringan hati melalui biopsi atau dengan cara meneliti enzim hati melalui tes darah.
Dokter hampir tidak pernah meresepkan obat khusus atau menyarankan operasi untuk menangani penyakit perlemakan hati. Biasanya dokter hanya akan menyarankan pasien untuk :
- Mengurangi konsumsi minuman beralkohol atau menghentikannya sama sekali.
- Mengurangi berat badan.
- Mengendalikan kadar gula darah dan kolesterol.
- Berolahraga secara rutin.
- Mengonsumsi makanan sehat, seperti gandum, sayuran, dan buah-buahan.
- Membatasi konsumsi makanan berkadar kalori tinggi, seperti nasi, jagung, roti, dan kentang.
- Mengonsumsi ayam dan ikan sebagai pengganti daging merah.
- Menghindari minuman berkadar gula tinggi (misalnya jus atau minuman berenergi).
Jika perlemakan hati disebabkan oleh suatu penyakit, maka kondisi yang mendasari tersebut harus ditangani terlebih dahulu oleh dokter.
Pada kasus perlemakan hati akut (jangka pendek) di masa kehamilan, penanganan harus dilakukan secepat mungkin di rumah sakit karena bisa membahayakan nyawa sang ibu dan bayi yang dikandung. Beberapa contoh risiko serius yang bisa terjadi adalah kegagalan organ ginjal dan hati, pendarahan parah, dan infeksi parah.
Setelah pasien hamil terdiagnosis dengan kondisi perlemakan hati, dokter akan menyarankan untuk mengeluarkan bayi sesegera mungkin, kemudian merawat pasien secara intensif selama beberapa hari atau minggu sampai pulih.
Jika pecandu alkohol tidak menghentikan kebiasaan minumnya walaupun sudah terkena perlemakan hati, maka kondisi bisa berkembang lebih parah menjadi sirosis dengan gejala-gejala :
- Massa otot berkurang.
- Penumpukan cairan di dalam tubuh.
- Penyakit kuning (jaundice).
- pendarahan.
- Gagal organ hati.
No comments:
Post a Comment