Osteoartritis merupakan kelainan sendi yang paling banyak
dijumpai. Selain menyebabkan nyeri pada lutut juga menghambat aktivitas
sehari-hari. Beberapa upaya telah dilakukan untuk mengatasi keadaan ini yaitu
dengan diet, pemberian obat-obatan, terapi fisik dan pembedahan. Tetapi hasil
yang didapat kurang memuaskan. Dari berbagai laporan didapatkan bahwa
pengobatan osteoartritis lutut dengan akupuntur memberi hasil yang cukup
memuaskan.
Osteoartritis merupakan kelainan sendi non inflamasi
mengenai sendi yang dapat digerakkan, terutama sendi penumpu berat badan.
Kelainan ini bersifat progresif lambat dan tidak diketahui penyebabnya.
Dari beberapa kelainan sendi, osteoartritis merupakan
kelainan sendi yang paling banyak dijumpai. Di Bagian Rematologi RSCM
prevalensinya 56,7%. Dengan meningkatnya usia prevalensi kelainan ini meningkat
pula.
Osteoatritis lutut menyebabkan nyeri pada sendi lutut dan
daerah sekitarnya. Nyeri akan bertambah jika melakukan kegiatan yang
membebani lutut seperti berjalan, naik turun tangga, berdiri lama. Gangguan
tersebut mulai dari yang paling ringan sampai yang paling berat sehingga
penderita tidak bisa berjalan.
Penatalaksanaan osteoartritis lutut meliputi diet, pemberian
obat-obat analgetik dan anti inflamasi non steroid, kortikosteroid, terapi
fisik dan pembedahan. Terapi fisik bertujuan untuk memperbaiki gangguan
fungsional penderita, mengurangi ketergantungannya pada orang lain dan
mengurangi nyeri. Perbaikan pada terapi tersebut dapat mencapai 10-25% pada
rehabilitasi selama 2-4 bulan dan bertahan sampai 8 bulan setelah
rehabilitasi. Obat-obatan umumnya hanya bersifat simptomatis untuk
mengurangi nyeri dan inflamasi, jika pemberian obat dihentikan keluhan akan
timbul kembali.
Menurut
ilmu akupuntur, osteoartritis lutut dapat
digolongkan dalam sindroma Pi. Pengobatan berupa penjaruman dan pemanasan
dengan
moksa sehingga aran Ci dan Sie menjadi lancar kembali. Angka
keberhasilan akupunktur berkisar antara 79,04%-93,92%.
Osteoartritis merupakan kelainan sendi non inflamasi
mengenai sendi yang dapat digerakkan terutama sendi penumpu berat badan dengan
gambaran patologis karakteristik berupa memburuknya rawan sendi, sebagai hasil
akhir perubahan biokimiawi, metabolisme, fisiologis dan patologis secara
serentak pada jaringan hialin rawan, jaringan subkondral dan jaringan tulang
yang membentuk persendian.
1) Osteoartritis Primer jika penyebabnya tidak diketahui.
2) Osteoartritis Sekunder, dapat disebabkan karena kelainan
kongenital, penyakit metabolik, trauma, inflamasi, penyakit endokrin dan
degenerasi.
1)
Osteoartritis Perifer : dapat terjadi bilateral (85%) atau
monoartikuler (10%). Biasanya mengenai sendi lutut (75%), tangan dan jari-jari
(60%), kaki (40%), panggul (25%), bahu (15%).
1) Umur
Prevalensi osteoartritis makin meningkat dengan bertambahnya
umur.
2) Jenis kelamin
Di bawah umur 45 tahun frekuensi timbulnya osteoartritis
pada ke dua jenis kelamin sama, sedangkan di atas 50 tahun lebih banyak
dijumpai pada wanita. Wanita dua kali lebih banyak terkena osteoartritis lutut
daripada laki-laki.
3) Kegemukan
Sebagian besar pasien osteoartritis mempunyai berat
rata-rata di atas normal.
4) Trauma
Pekerja yang banyak membebani sendi lutut akan mempunyai
risiko terserang osteoartritis lebih besar dibandingkan dengan pekerja yang
tidak banyak membebani lutut.
5) Genetik
6) Penyakit endokrin
Hipotiroidisme dan diabetes melitus dapat menyebabkan
timbulnya osteoartritis.
7) Deposit pada rawan sendi
Seperti pada hemokromtatosis, penyakit Wilson, okronosis.
Sampai saat ini masih belum jelas, karena banyak
faktor-faktor penyebab atau faktor-faktor predisposisi yang mempengaruhinya.
a) Kerusakan tulang rawan sendi
Dalam keadaan normal matrix tulang rawan berisi lebih kurang
80% air, 3,6% proteoglikan, 15% kolagen dan sisanya mineral dan zat-zat organik
lain serta kondrosit yang berfungsi membentuk kolagen dan proteoglikan.
Kadar kolagen dan proteoglikan ini yang menentukan agar matrix tulang rawan
berfungsi baik yaitu sebagai penahan beban dan peredam kejut.
Pada tahap awal kerusakan tulang rawan, terjadi penurunan
kadar proteoglikan sedangkan kadar kolagen masih normal. Hal ini terjadi karena
proses destruksi melebihi proses produksinya sehingga permukaan tulang rawan
menjadi lunak secara lokal. Juga kadar air menurun sehingga warna matrix
menjadi kekuningan dan timbul retakan dan mulai terbentuk celah.
Tahap kedua, celah makin dalam tetapi belum sampai ke
perbatasan daerah subkondral. Jumlah sel rawan mulai menurun, begitu juga kadar
kolagen.
Tahap ketiga, celah makin dalam sampai ke daerah subkondral.
Kista dapat menjadi sangat besar dan pecah sehingga permukaannya menjadi tidak
teratur.
Tahap keempat, serpihan rawan sendi yang terapung dalam
cairan sendi akan difagosit oleh sel-sel membran sinovia dan terjadilah reaksi
radang. Sementara itu kondrosit mati, proteoglikan dan kolagen tidak diproduksi
lagi.
b) Pembentukan osteofit
Akibat
proliferasi pembuluh darah di tempat rawan sendi berdegenerasi.
Akibat
kongesti vena yang disebabkan perubahan sinusoid sumsum yang tertekan oleh
kista subkondral.
Akibat
rangsangan serpihan rawan sendi, maka akan timbul sinovitis sehingga tumbuh
osteofit pada tepi sendi, pada perlekatan ligamen atau tendon dengan
tulang.
Gejala klinik yang paling menonjol adalah nyeri yang menghebat
pada saat bangun tidur dan sore hari juga bila banyak berjalan, naik dan turun
tangga atau bergerak tiba-tiba. Gejala lain adalah kaku sendi yang biasanya
timbul pagi hari atau setelah istirahat, lamanya tidak lebih dari 30
menit. Selain itu juga ditemukan krepitus, pembengkakan sendi, nyeri
tekan, rasa panas lokal, terbatasnya pergerakan dan pada keadaan yang lanjut
dapat terjadi deformitas sendi.
Pembentukan
osteofit pada tepi sendi,
Penyempitan
celah sendi akibat penipisan rawan sendi,
Kista
dengan dinding sklerotik pada daerah sunkondral,
Perubahan
bentuk ujung tulang.
Untuk meringankan beban sendi lutut, maka dalam aktivitas
sehari-hari ada beberapa hal harus diperhatikan antara lain jangan memilih
olahraga berjalan atau jogging tetapi berenang atau bersepeda. Hindari naik
atau turun tangga bila mungkin, duduk lebih baik daripada berdiri, duduk di
kursi yang lebih tinggi lebih baik daripada kursi yang rendah, hindari berlutut
atau berjongkok.
Terapi fisik memegang peranan sangat penting. Latihan otot
yang teratur akan memperbaiki gangguan fungsional penderita, mengurangi
ketergantungan pada orang lain dan mengurangi nyeri. Terapi pemanasan dapat
dilakukan dengan cara : diatermi, ultra sound, sinar infra merah dan
sebagainya. Pemanasan selama 15-20 menit dikatakan cukup efektif untuk
mengurangi nyeri dan kaku sendi.
Obat-obatan umumnya hanya bersifat simptomatik untuk
mengurangi nyeri. Pada tahap awal dapat dicoba dengan analgetik sederhana, bila
tak ada perbaikan dapat diberikan anti inflamasi non steroid.
Pada keadaan lanjut dengan nyeri yang persisten, gangguan
tangan yang berat dan deformitas sendi maka tindakan pembedahan dapat
dipertimbangkan yaitu dapat hanya osteotomi sampai tindakan artroplasti maupun
artrodesis.
Menurut Ilmu Kedokteran Cina semua jenis artritis
digolongkan dalam
sindrom Pi. Yang dimaksud dengan sindrom Pi adalah suatu
keadaan obstruksi Ci dan Sie dalam meridian dan kolateral-kolateralnya yang
disebabkan oleh invasi faktor-faktor patogen seperti angin, dingin dan lembab
sehingga menimbulkan keluhan nyeri, rasa tebal, rasa berat pada anggota gerak
dan sendi dan terbatasnya gerak.
Etiologi dan Patofisiologi
Jika daya tahan tubuh menurun maka faktor-faktor luar akan
menjadi patogen dan bila masuk ke dalam tubuh maka akan menyebabkan obstruksi
aliran Ci dan Sie dalam meridian dan kolateral-kolateralnya. Bila
faktor angin lebih dominan dari faktor-faktor lain maka akan mengikuti sifat
angin yang bergerak, penyumbatan dalam meridian berpindah-pindah, sehingga
terjadi Pi bergerak. Jika faktor penyebab lebih dominan maka akan mengikut
sifat lembab, yaitu berat dan mengendap, penyumbatan dalam meridian tertentu
dan menetap sehingga terjadi Pi menetap. Bila faktor dingin lebih dominan maka
penyumbatan meridian akan disertai pembekuan Ci dan Sie dan meridian akan
mengerut, sehingga timbul rasa nyeri yang hebat dan terjadi Pi nyeri.
Kondisi tubuh manusia juga berbeda-beda, ada tubuh yang
memiliki Ci yang tinggi serta adanya akumulasi panas dalam tubuh. Jika terjadi
invasi faktor-faktor angin, dingin, dan lembab maka faktor-faktor patogen
tersebut di dalam tubuh akan berubah menjadi panas, sehingga terjadi Pi panas. Atau panas dari luar bersama faktor-faktor patogen lain masuk ke dalam
tubuh juga menyebabkan terjadinya Pi panas.
Klasifikasi
1) Berdasarkan etiologinya, dibagi atas : Pi angin, Pi
dingin, Pi lembab, Pi panas.
2) Berdasarkan manifestasinya dibagi atas : Pi bergerak, Pi
nyeri, Pi menetap.
3) Berdasarkan jaringan yang terkena dibagi atas : Pi kulit,
Pi tendon; Pi otot, Pi pembuluh darah, dan Pi tulang.
Gejala
Gejala utama pada sindrom Pi adalah nyeri, nyeri yang
terjadi bermacam-macam tergantung dari penyebabnya, rasa baal, terbatasnya
gerak fleksi dan ekstensi, pembengkakan dan perubahan bentuk persendian serta
kulit menebal dan berubah warna.
Sindrom Pi angin
Menyebabkan terjadinya Pi bergerak. Nyeri sendi bergerak ke
atas ke bawah, ke kiri ke kanan mengikuti topografi meridian yang terkena.
Kualitas nyerinya juga berubah-ubah kadang-kadang nyerinya tajam, kadang-kadang
pedih, kadang-kadang seperti tertekan dan sebagainya. Juga disertai panas
dingin, selaput lidah tipis, lengket, nadi dangkal dan lambat.
Sindrom Pi dingin
Menyebabkan terjadinya nyeri karena faktor dingin
mengakibatkan meridian mengerut sehingga timbul nyeri yang hebat. Nyeri akan
bertambah jika kena dingin atau beristirahat, dan berkurang jika dihangatkan
atau digerakkan. Keadaan lokal tidak merah dan tidak panas. Selaput lidah
tipis, putih, nadi tegang dan mengambang.
Sindrom Pi lembab
Menyebabkan terjadinya Pi menetap, rasa nyeri menetap pada
sendi tertentu dan disertai baal, perasaan berat pada anggota gerak. Nyeri
bertambah jika cuaca berawan dan hujan. Selaput lidah putih lengket dan nadi
halus.
Sindrom Pi panas
Menimbulkan nyeri yang disertai tanda-tanda radang lainnya
yaitu merah, bengkak, pada perabaan panas dan sukar digerakkan. Demam, rasa
haus, tendon dan tulang nyeri. Dapat mengenai satu atau beberapa sendi. Selaput
lidah kuning, nadi cepat dan licin.
Sindrom Pi kulit :
Kulit terasa baal disertai sensasi dingin.
Sindrom Pi otot :
Otot terasa nyeri, pegal yang hebat dan baal.
Sindrom Pi tendon :
Tendon terasa nyeri, kejang dan kaku.
Sindrom Pi pembuluh darah :
Timbul rasa nyeri akibat pembuluh darah mengerut.
Sindrom Pi tulang :
Nyeri, pegal pada tulang dan sendi, baal, terasa berat pada
anggota gerak, kaku sehingga sulit digerakkan.
Pengobatan
Prinsip pengobatan sindrom Pi menurut ilmu akupuntur tradisional adalah untuk memperlancar aliran Ci dan Sie dan menghilangkan
obstruksi pada meridian dan kolateral-kolateralnya. Pengobatan dapat dilakukan
dengan penjaruman dan moxibusi pada titik-titik di sekitar persendian yang
terkena atau titik ahse dan titik-titik pada meridian yang melalui daerah nyeri.
Pada
osteoartritis lutut faktor yang lebih dominan adalah
faktor dingin dan lembab. Pada sindrom Pi dingin dilakukan penjaruman dengan
moksibusi, pada sindrom Pi menetap dengan jarum penghangat atau
moksibusi. Pada sindrom yang dibagi menurut jaringan yang terkena,
osteoartritis lutut termasuk dalam Pi tulang. Untuk Pi tulang dilakukan
penjaruman dan moksibusi atau dengan jarum panas atau dengan jarum kulit dan
kop.
Titik-titik di sekitar lutut yang sering dipakai adalah Hao
Ting (extra), Tu Pi (III,35), Ci Yen medial (extra), Yang Ling Cuen (XI,34),
Yin Ling Cuen (IV,6), Sie Hai (IV, 10), Wei Cung (VII,54). Untuk mennghilangkan
faktor lembab dipakai titik Yin Ling Cuen (IV,9) dan Fung Lung (III, 40). Untuk
nyeri umum pada tungkai bawah bagian medial dipakai San Yin Ciao (IV,6) dan
Sien Cung (XI, 39) untuk sebelah lateral.
Untuk Pi nyeri dipakai titik tambahan Sen
Su (VII, 23) dan untuk Pi menetap Pi Su (VII, 20). Menurut Cheng untuk Pi nyeri
dipakai Sen Su (VII, 23) dan Koan Yen (XIII,4), untuk Pi menetap dipakai Cu San
Li (III, 36), Sang Ciu (IV,5), untuk Pi tulang dipakai Sien Cung (XI,39) dan Ta
Su (VII, 11).
Cara lain yang dapat dipakai adalah akupunktur, dengan
menyuntikkan cairan Tan Kui 0,5-1 ml, atau prokain 0,5% 1-5 ml setiap kali,
5-10% glukosa atau garam fisiologis atau vitamin B1. Suntikan diulang setiap
1-3 hari sekali, 1 seri pengobatan 10 kali suntikan.
Akupuntur telinga, pada daerah sendi lutut, simpatetik dan
shen men, 1-2 hari sekali, 1 seri terdiri dari 10 kali pengobatan.
Elektro akupuntur dengan frekuensi rendah selama 5-15 menit. Jarum kulit digunakan pada sekitar
sendi yang terkena, dengan bengkak merupakan simpton utama. Juga digunakan pada
daerah yang sesuai dengan segmen di kanan kiri kolumna vertebralis, cara ini
digunakan setiap 3 hari sebanyak 5 kali.
Kop dipakai pada daerah lesi selama 5-10 menit, dapat
dikombinasi dengan jarum kulit setiap 2-4 hari selama 5 kali pengobatan.
SEMOGA BERMANFAAT