Tuesday 4 April 2017

Istilah Fibrosis Paru




Fibrosis paru adalah munculnya jaringan parut pada paru-paru yang menyebabkan kerusakan dan terganggunya fungsi paru-paru. Kerusakan ini menyebabkan jaringan di sekitar kantung udara di dalam paru-paru (alveolus) menebal dan kaku sehingga sulit bagi oksigen untuk masuk ke dalam darah.

Seorang penderita fibrosis paru akan mengalami kesulitan bernapas diakibatkan kondisi yang terjadi pada paru-parunya tersebut. Kondisi ini dapat dipicu oleh berbagai faktor, namun penyebabnya yang sesungguhnya masih belum diketahui hingga kini sehingga penyakit ini biasa disebut juga dengan fibrosis paru idiopatik.

Orang-orang yang berusia lanjut merupakan kelompok orang yang rentan terkena penyakit ini, yaitu usia 50 tahun ke atas. Angka kejadian pada pria tercatat lebih tinggi dibandingkan wanita. Pengobatan penyakit ini bertujuan untuk mengurangi gejala yang dirasakan penderitanya karena paru-paru yang rusak akibat ini tidak bisa diperbaiki.


Kerusakan paru-paru dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang berbeda, termasuk terapi radiasi maupun dari obat-obatan tertentu. Walau penyebab pastinya masih belum diketahui, berikut adalah beberapa faktor utama dan faktor risiko yang bisa menjadi pemicu fibrosis paru :

1. Kondisi medis. Fibrosis paru dapat berkembang dari beberapa penyakit yang dimiliki oleh seseorang, seperti pneumonia, rheumatoid arthritis, sarkoidosis, dermatomyositis, dan berbagai penyakit jaringan ikat.

2. Obat-obatan tertentu. Beberapa obat-obatan yang dapat merusak jaringan di paru-paru, antara lain obat kemoterapi, penyakit jantung, antiinflamasi, dan antibiotik.

3. Pengobatan dengan menggunakan terapi radiasi. Pengobatan ini akan merusak paru-paru jika dilakukan dalam jumlah yang banyak, waktu yang lama, terdapat penyakit paru yang mendasari, dan digabung dengan kemoterapi. Tanda-tanda kerusakan paru dapat mulai terlihat berbulan-bulan hingga tahunan sejak penderita pertama terpapar radiasi.

4. Faktor lingkungan yang berhubungan dengan pekerjaan atau okupasi. Lingkungan atau pekerjaan yang membuat seseorang terpapar zat beracun atau sumber polusi dalam jangka panjang juga dapat membahayakan paru-parunya. Beberapa zat dan pekerjaan yang berisiko, antara lain serbuk batu bara, asbes, silika, logam keras, butiran debu, kotoran hewan maupun burung, pekerja tambang, konstruksi, dan buruh tani.

5. Usia dan jenis kelamin. Fibrosis paru lebih banyak dialami oleh pria lansia dan dewasa dibanding perempuan ataupun anak-anak.

6. Faktor keturunan. Beberapa fibrosis paru diturunkan dalam keluarga sehingga faktor gen dapat menjadi faktor risiko dari kondisi ini.

7. Kebiasaan merokok. Asap tembakau, perokok, maupun orang yang pernah merokok, serta penderita emfisema akan memiliki risiko terkena fibrosis paru lebih besar dibanding orang yang tidak merokok sama sekali.


Gejala dan tingkat keparahan fibrosis paru dapat berbeda-beda pada masing-masing penderita. Penderita yang satu dapat mengalami gejala yang berat dengan kondisi yang memburuk dengan cepat, sementara penderita lainnya hanya mengalami gejala yang sedang dengan perkembangan yang lebih lambat.

Gejala fibrosis paru berkembang secara berkala, biasanya berlangsung selama lebih dari 6 bulan, dengan gejala yang paling sering dialami adalah sesak nafas dan batuk. Berikut adalah gejala fibrosis paru lainnya yang perlu diperhatikan :

1. Nafas yang pendek hingga penderita mengalami kesulitan bernapas dengan baik (dyspnea), bahkan ketika melakukan aktivitas yang tergolong ringan, misalnya berpakaian. Tidak sedikit orang yang menganggap gejala ini sebagai akibat dari pertambahan usia atau kurangnya olahraga.

2. Kelelahan

3. Batuk kering

4. Nyeri otot dan sendi

5. Berkurangnya berat badan tanpa sebab yang jelas

6. Ujung jari tangan dan kaki yang melebar dan membulat

Penderita dengan gejala yang memburuk dalam hitungan hari atau minggu akan memerlukan penanganan khusus dari dokter. Segera temui dokter jika Anda mengalami kesulitan bernapas selama beberapa waktu dan batuk yang berlangsung selama lebih dari 3 minggu.


Sebelum merekomendasikan pengobatan apa yang sesuai untuk penderita fibrosis paru, dokter akan melakukan proses diagnosis yang terdiri dari evaluasi riwayat penyakit pasien dan keluarga, pemeriksaan fisik, dan berbagai tes penunjang.

Selain itu, dokter juga akan memeriksa gejala dan bertanya apakah pasien pernah terpapar zat-zat tertentu yang bisa menjadi pemicu penyakit ini. Pada pemeriksaan fisik, dokter akan memeriksa kemampuan paru-paru dengan mendengarkan pasien bernapas.


1. Tes darah. Tes ini dilakukan untuk mengevaluasi fungsi hati dan ginjal dan sekaligus untuk menyingkirkan kemungkinan kondisi kesehatan lainnya.

2. Tes fungsi paru. Beberapa jenis tes yang mungkin dilakukan adalah:

3. Spirometri. Mengukur sebanyak apa udara yang bisa dihirup, ditahan, dan dikeluarkan dari paru-paru.

4. Oksimeteri nadi. Mengukur saturasi udara di dalam darah.

5. Uji tekanan. Dilakukan ketika pasien beraktivitas di atas treadmill atau sepeda statis untuk mengetahui fungsi paru ketika sedang beraktivitas.

6. Analisa gas darah. Mengukur kadar oksigen dan karbondioksida di dalam darah dengan menggunakan contoh darah pasien.

7. Tes pencitraan (pindai) tubuh. Beberapa jenis pemindaian tubuh yang mungkin dilakukan adalah :

  • X-ray dada. Untuk mencari tahu jaringan parut pada paru-paru dan memantau perkembangan penyakit dan pengobatan yang sedang dijalani.
  • CT scan. Untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang dialami oleh paru-paru dengan lebih jelas.
  • Ekokardiogram. Untuk mengetahui struktur dan fungsi jantung khususnya tingkat tekanan pada ventrikel kanan jantung yang bisa memicu komplikasi gagal jantung.
  • Tes jaringan atau biopsi. Tes ini dilakukan dengan cara mengambil sebagian kecil jaringan paru-paru untuk diperiksa di laboratorium. Beberapa jenis biopsi yang umumnya dilakukan adalah :
  1. Bronkoskopi. Untuk mendapatkan contoh jaringan yang lebih kecil menggunakan tabung kecil yang fleksibel yang dimasukkan melalui mulut atau hidung hingga ke paru-paru.
  2. Biopsi melalui prosedur operasi. Untuk mendapatkan contoh jaringan yang lebih besar menggunakan prosedur bedah torakoskopik dengan bantuan video (VATS) atau prosedur torakotomi yaitu bedah terbuka. Kedua prosedur ini dilakukan dengan cara membuat irisan di area dada, tepatnya di antara tulang rusuk, dan dengan bius umum pada penderita.


Kerusakan paru-paru pada kondisi ini hanya dapat diperlambat dan dikurangi dampak dari gejalanya dengan pemberian obat-obatan dan melakukan rangkaian terapi. Apabila terapi konvensional dengan obat-obatan gagal, transplantasi paru mungkin akan direkomendasikan oleh dokter Anda. Berikut adalah beberapa metode pengobatan fibrosis paru yang umum dilakukan :

1. Obat-obatan

Untuk memperlambat perkembangan fibrosis paru dan gangguan saluran pencernaan yang umumnya dialami oleh pemilik kondisi ini. Beberapa contoh obat-obatan, yaitu pirfenidone, nintedanib. Beberapa efek samping dari obat-obatan ini, antara lain ruam, mual, dan diare.

2. Rehabilitasi paru

Untuk mengurangi gejala dan menunjang fungsi tubuh, melatih ketahanan fisik, dan meningkatkan teknik pernapasan guna melatih efisiensi paru.

3. Terapi oksigen

Untuk membuat latihan dan pernapasan itu sendiri menjadi lebih mudah, mengurangi risiko terjadinya komplikasi akibat kadar oksigen yang rendah, dan mengurangi tekanan darah di sisi kanan jantung. Terapi ini juga akan membantu memperbaiki kualitas tidur dan kesejahteraan hidup penderita. Terapi dapat diberikan ketika pasien tidur atau latihan, dan ada juga yang menggunakannya setiap saat.

4. Transplantasi paru

Selain manfaat baik dari transplantasi paru, dokter akan mendiskusikan juga risiko komplikasi berupa penolakan tubuh terhadap organ pengganti kepada pasien.

Selain pengobatan yang bersifat medis, penderita fibrosis dapat juga mulai mengambil tindakan aktif dalam perawatan yang tengah dilaluinya untuk menjaga dan meningkatkan kesehatannya sendiri. Beberapa langkah yang bisa dilakukan, adalah :

1. Ikuti rencana perawatan yang sedang dijalani, janji temu dengan dokter, instruksi dokter, jadwal minum obat, dan ikuti diet makanan maupun jadwal latihan yang telah dianjurkan.

2. Menjaga makan dengan nutrisi yang berimbang dan lebih sering dengan porsi makanan yang lebih kecil. Langkah ini penting karena penderita fibrosis paru umumnya mengalami penurunan berat badan akibat kondisinya yang membuat tidak nyaman ketika bernapas juga ketika makan. Diskusikan pilihan menu makanan yang sesuai dengan kondisi Anda.

3. Berhenti merokok. Jika mengalami kesulitan menghentikan kebiasaan ini, Anda dapat mendiskusikan program apa saja yang cocok untuk dijalani bersama dokter Anda. Hindari juga berada di dekat orang-orang yang merokok karena menghirup asap rokok juga dapat memengaruhi paru-paru.

4. Olah tubuh rutin dapat membantu menjaga fungsi paru dan mengendalikan stres. Kegiatan seperti jalan kaki dan bersepeda bisa dilakukan namun akan membutuhkan waktu dan proses. Diskusikan dengan dokter jenis olahraga apa yang sesuai dengan kondisi Anda.

5. Pastikan Anda memiliki waktu istirahat yang cukup dengan demikian Anda akan memiliki lebih banyak energi dan dapat mengurangi stres yang dirasakan akibat kondisi ini.

6. Pastikan Anda dan keluarga mendapatkan vaksin pneumonia dan flu tahunan agar terhindar dari infeksi saluran pernapasan yang bisa memperburuk kondisi fibrosis paru. Hindari juga bertemu dengan banyak orang di musim flu tengah merebak.

Pada beberapa orang, perawatan fibrosis paru dapat membawa pengaruh yang baik sehingga mereka dapat tidak terganggu oleh gejala dari kondisi ini hingga bertahun-tahun lamanya. Namun ada juga yang kondisinya memburuk dengan cepat.

Fibrosis paru memang termasuk salah satu jenis penyakit yang dapat bertambah parah seiring waktu. Menjadi aktif dan mempelajari mengenai penyakit ini dapat membantu Anda dan juga orang-orang di sekitar dalam melalui proses perawatan.

Bersikap terbuka dengan dokter Anda juga dianjurkan khususnya ketika stres dan depresi menyerang. Dokter dapat merujuk Anda pada seorang ahli kesehatan mental atau menyarankan langkah alternatif lainnya untuk meringankan kondisi Anda.

Pemantauan kesehatan rutin dapat membantu pasien mengetahui perkembangan penyakit ini dan kondisi kesehatannya. Seiring perkembangan kondisi, dokter mungkin akan mulai mendiskusikan perihal perawatan akhir hidup dan langkah-langkah lain yang harus dipersiapkan bersama pasien dan keluarga.


Berikut adalah beberapa komplikasi yang mungkin berkembang jika fibrosis paru tidak segera diobati :

1. Komplikasi paru, misalnya penggumpalan darah di paru-paru, infeksi paru-paru, atau paru-paru yang gagal berfungsi.

2. Gagal pernapasan sebagai akibat penyakit paru yang parah, ketika kadar oksigen di paru-paru berada di level yang sangat rendah

3. Tekanan darah tinggi dalam paru-paru atau hipertensi pulmonal ketika jaringan parut memengaruhi pembuluh darah paru dan menyebabkan aliran darah terganggu.

4. Gagal jantung sisi kanan atau cor pulmonale, yaitu disebabkan oleh ventrikel jantung sebelah kanan bawah yang bekerja terlalu keras memompa darah melalui pembuluh darah paru yang tersumbat.

5. Kanker paru-paru yang berkembang dari fibrosis paru jangka panjang.


SEMOGA BERMANFAAT 

No comments:

Post a Comment