Thursday, 27 April 2017

Tips Jitu Pencegahan Gangrene




Gangrene adalah kondisi yang terjadi ketika jaringan tubuh mati. Kondisi serius ini umumnya berawal dari bagian-bagian tubuh paling ujung seperti tungkai, jari kaki, atau jari tangan. Meski demikian, gangrene juga bisa terjadi pada otot serta organ dalam kita.

Terhambatnya sirkulasi darah merupakan penyebab utama pada gangrene. Aliran darah tidak hanya membawa nutrisi dan oksigen Jika darah tidak mengalir dengan lancar dan bebas ke seluruh tubuh, sel-sel kita akan mati. Ditambah dengan infeksi di area tersebut yang tidak ditangani, jaringan sekitarnya akan ikut mati, mengakibatkan gangrene.

Kondisi tersebut mungkin dipicu oleh berbagai faktor. Beberapa di antaranya meliputi :

  Cedera parah dan luka operasi.
  Infeksi.
  Diabetes. Kadar gula yang tinggi dapat merusak saraf dan pembuluh darah.
 Gangguan pada pembuluh darah, seperti Peripheral Artery Disease/PAD (penumpukan lemak dalam arteri menghalangi suplai darah ke otot kaki),  atau aterosklerosis (penyempitan arteri dan penyumbatan tumpukan lemak dalam arteri).
  Obesitas. Di samping gangrene, obesitas juga dapat meningkatkan berbagai risiko penyakit lain.
  Merokok.
 Fenomena Raynaud, yaitu kondisi di mana pembuluh darah yang memasok darah ke kulit (terutama, pada jari kaki atau jari tangan) memiliki reaksi abnormal terhadap suhu dingin.
 Sistem kekebalan tubuh yang lemah (misalnya pada pengidap HIV), kekurangan gizi, kecanduan minuman keras kronis, penggunaan obat-obatan terlarang, serta kemoterapi. Pada kelompok orang-orang tersebut, infeksi ringan pun bisa berubah serius dan memicu gangrene.


Gangrene terbagi dalam beberapa kategori berdasarkan penyebabnya. 4 Kategori utama gangrene adalah sebagai berikut :

 Gangrene kering yang terjadi karena terhambatnya aliran darah ke bagian tubuh tertentu.
 Gangrene basah yang dipicu oleh cedera dan infeksi bakteri.
 Gangrene gas yang menyerang jaringan otot. Bakteri penyebabnya akan melepaskan gas, sehingga kulit lama-kelamaan akan membentuk gelembung udara, seperti melepuh.
 Gangrene internal akibat terhambatnya aliran darah ke organ-organ dalam tubuh.


Gangrene memiliki lingkup gejala yang luas, tergantung dari penyebabnya. Secara umum, gejala-gejala gangrene dapat meliputi :

 Awalnya tampak tanda infeksi merah dan bengkak.
 Pada gangrene internal, bagian yang terserang terasa sangat sakit atau kebas (kehilangan sensasi sentuhan sama sekali).
 Muncul luka atau lepuhan yang berdarah atau disertai nanah yang berbau busuk.
 Kulit pada area yang terkena tampak keriput dan kering, serta berbatas jelas dengan area kulit yang sehat.
 Perubahan warna kulit, misalnya pucat, merah, ungu, atau bahkan hitam.
 Demam.

Gangrene termasuk kondisi serius yang membutuhkan penanganan darurat. Segera ke rumah sakit jika Anda mengalami gejala-gejala di atas. Pengidap gangrene juga berpotensi tinggi untuk mengalami syok sepsis akibat masuknya bakteri ke aliran darah. Kondisi ini akan memicu tekanan darah yang turun secara drastis dan mengancam jiwa.


Pada tahap awal pemeriksaan, dokter akan mengecek kondisi fisik dan luka pasien, serta menanyakan riwayat kesehatan pasien dan keluarga. Untuk memastikan diagnosis, dokter juga mungkin menganjurkan beberapa pemeriksaan lebih lanjut seperti :

 Tes darah untuk mengecek apakah terjadi infeksi.
 Pengambilan sampel jaringan, cairan, atau darah dari luka. Jika dibutuhkan, operasi kecil akan dilakukan untuk mengambil sampel jaringan dari bagian dalam organ tubuh yang terserang. Langkah ini dilakukan guna mengecek penyebaran gangrene dalam tubuh.
 MRI atau CT scan.
 X-ray.


Jaringan yang sudah mengalami gangrene tidak bisa disembuhkan lagi. Karena itu, penanganan gangrene sedini mungkin akan meningkatkan kemungkinan Anda untuk pulih. Langkah-langkah pengobatan gangrene secara umum meliputi :

1. Operasi. Langkah ini digunakan untuk mengangkat jaringan mati sehingga penyebaran gangrene bisa dicegah, sekaligus memungkinkan jaringan yang sehat untuk pulih. Pencangkokan kulit kemudian akan dilakukan untuk memperbaiki kulit yang rusak akibat gangrene. Namun, terkadang ada pengidap gangrene yang terpaksa menjalani amputasi, khususnya pada kondisi gangrene yang parah. Operasi untuk memperbaiki pembuluh darah agar aliran dan pasokan darah lancar juga mungkin dilakukan.

2. Menangani atau mencegah infeksi dengan antibiotik dalam bentuk obat minum atau infus.

3. Terapioksigen hiperbarikyaitu proses penyembuhan menggunakan ruang atau tabung beroksigen murni bertekanan kuat. Peningkatan kadar dan tekanan oksigen akan memungkinkan darah untuk membawa lebih banyak oksigen sehingga perkembangan bakteri bisa diperlambat.


Gangrene dapat dihindari jika ditangani sebelum kerusakan jaringan terjadi. Beberapa langkah pencegahan yang bisa kita lakukan adalah :

 Mengendalikan kondisi penyebab gangrene. Contohnya, menjaga kesehatan kaki pada pengidap diabetes atau aterosklerosis. Periksakan ke dokter jika ada luka, infeksi, atau perubahan warna kulit pada kaki Anda.
 Menerapkan gaya hidup sehat, misalnya dengan menghindari makanan berlemak untuk mencegah penumpukan lemak dalam pembuluh darah, menurunkan berat badan hingga angka ideal, serta rutin berolahraga.
 Berhenti merokok karena merokok dapat memicu penyumbatan pada arteri.
 Mencegah infeksi. Rawat dan jaga luka terbuka agar tetap bersih dan kering hingga sembuh untuk menghindari infeksi.
 Membatasi konsumsi minuman keras. Batas konsumsi minuman keras yang dianjurkan dalam sehari adalah 2-2,5 kaleng bir berkadar alkohol 4,7 persen untuk pria, dan maksimal 2 kaleng bir berkadar alkohol 4,7 persen untuk wanita.



 SEMOGA BERMANFAAT

No comments:

Post a Comment