Cholangitis adalah infeksi yang terjadi pada saluran empedu (saluran yang dilewati oleh cairan empedu dari hati menuju kandung empedu dan usus). Cairan empedu yang diproduksi oleh hati dibutuhkan tubuh untuk membantu proses pencernaan.
Pada keadaan normal, cairan empedu bersifat steril. Akan tetapi, ketika terjadi penyumbatan pada saluran empedu, maka tumpukan cairan empedu tadi akan berisiko menimbulkan infeksi.
Seseorang yang menderita cholangitis biasanya akan mengalami gejala-gejala berupa :
- Nyeri pada perut atas bagian tengah atau kanan
- Warna tinja cokelat tua (warna tanah liat)
- Warna urine menjadi gelap
- Mual
- Muntah
- Demam
- Badan menggigil
- Kulit menguning (penyakit kuning) yang dapat hilang timbul
Bentuk nyeri akibat cholangitis bervariasi, ada yang terasa tajam, tumpul, atau menyerupai kram. Selain pada perut bagian tengah atau kanan, kadang-kadang nyeri bisa terasa sampai punggung dan bagian bawah tulang belikat kanan.
Cholangitis bisa diderita oleh siapa saja, baik laki-laki atau perempuan. Sebagian besar kasus terjadi pada usia 50-60 tahun. Pada kondisi yang parah, cholangitis berisiko menyebabkan kematian jika diabaikan atau tidak ditangani secara benar. Tingkat kematian akibat cholangitis dilaporkan berkisar antara 13-88 persen.
Sebagian besar kasus cholangitis disebabkan oleh infeksi bakteri. Saluran empedu yang tersumbat, misalnya diakibatkan oleh batu empedu atau tumor, bisa menyebabkan bakteri berkembang biak di dalamnya dan menyerang saluran empedu.
Selain pada seseorang yang mengalami penyumbatan saluran empedu, risiko terkena cholangitis juga bisa terjadi pada :
- Pemilik riwayat batu empedu
- Penderita sclerosing cholangitis
- Penderita penyempitan saluran empedu
- Penderita HIV/AIDS
- Seseorang yang mengunjungi wilayah rawan infeksi parasit
Infeksi yang terjadi di dalam saluran empedu bisa saja menyebar ke hati dan menyebabkan disfungsi pada organ tersebut. Selain itu, komplikasi lain yang mungkin saja terjadi akibat cholangitis akut adalah :
- Cedera ginjal akut
- Disfungsi ginjal
- Disfungsi sistem pernapasan
- Disfungsi sistem kardiovaskular
- Disfungsi sistem saraf
- Disfungsi sistem hematologis
- Syok septik
Pemeriksaan awal akan dimulai dengan mengidentifikasi gejala yang diderita, riwayat medis pribadi dan keluarga. Kemudian dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk melihat apakah ada tanda-tanda kelainan seperti: jaundice (muncul warna kekuningan pada kulit dan bagian putih di mata) serta bagian atas perut yang teraba lunak.
Untuk memastikan kecurigaan, dokter biasanya akan merekomendasikan pemeriksaan lanjutan. Beberapa contoh pemeriksaan lanjutan tersebut di antaranya :
- MRI scan
- CT scan
- USG abdomen (perut)
- Pemeriksaan X-ray yang dipadukan dengan endoskopi atau ERCP (endoscopic retrograde cholangiopancreatography)
- Pemeriksaan X-ray yang dipadukan dengan penyuntikan cairan pewarna khusus secara langsung ke dalam saluran empedu atau PTC (percutaneous transhepatic cholangiography)
Jika diperlukan, dokter juga kemungkinan akan merekomendasikan tes dan kultur darah guna melihat tanda-tanda infeksi sekaligus mengukur fungsi hati.
Jika Anda merasakan gejala-gejala cholangitis, segera temui dokter untuk menjalani pemeriksaan. Makin cepat kondisi ini terdiagnosis dan diobati, maka peluang sembuh menjadi makin tinggi. Jangan menganggap remeh gejala cholangitis karena kondisi ini bisa menyebabkan kematian.
Sebagian besar kasus cholangitis ditangani oleh dokter melalui pemberian obat - obatan antibiotik untuk membunuh bakteri penyebab infeksi. Jika cara ini tidak berhasil dilakukan, maka dokter akan merekomendasikan operasi.
Dokter biasanya akan menunggu kondisi pasien stabil terlebih dahulu sebelum melakukan operasi. Namun pada pasien cholangitis yang gejalanya memburuk secara cepat atau pada pasien yang kondisinya sangat buruk, biasanya akan langsung dilakukan prosedur operasi.
No comments:
Post a Comment