Tuesday, 16 May 2017

Tips Mengobati Dermatitis Seboroik




Dermatitis seboroik adalah penyakit kulit yang biasanya mengenai kulit kepala dan area tubuh yang berminyak, seperti punggung, wajah, dahi, ketiak, pangkal paha, serta dada bagian atas. Pada kulit kepala, penyakit ini menyebabkan kulit berwarna merah, berketombe, dan bersisik.

Dermatitis seboroik bukan penyakit menular, namun bisa memengaruhi rasa percaya diri penderita. Selain ketombe, dermatitis seboroik juga sering disebut dengan psoriasis seboroik dan eksim seboroik. Sedangkan dermatitis seboroik yang menjangkiti bayi disebut dengan cradle cap.

Dermatitis seboroik dapat menyerang orang pada segala usia, di mana setidaknya 1-3% dewasa muda pernah menderita penyakit ini. Namun, orang dengan masalah pada sistem kekebalan tubuh (penderita HIV/AIDS, penyakit Parkinson) lebih rentan untuk mengalaminya. Kondisi stres juga berpotensi untuk memperburuk gejala yang sudah ada.


Dermatitis seboroik tidak memengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Pada umumnya dermatitis seboroik memiliki gejala seperti berikut ini :

 Kulit terasa gatal atau seperti terbakar.
 Kulit kepala berwarna merah dan berketombe.
 Kelupasan kulit atau ketombe juga terjadi di kumis, jenggot, atau alis.
 Kelopak mata akan berkerak atau berwarna kemerahan (blefaritis).
 Kulit bersisik berwarna putih atau kuning terjadi di area kulit yang berminyak selain kulit kepala, seperti wajah, ketiak, telinga, dan dada.


Penyebab pasti terjadinya dermatitis seboroik masih belum diketahui, namun kemungkinan berkaitan dengan jamur malassezia yang terdapat pada pelepasan minyak di permukaan kulit. Selain itu, peradangan yang terkait dengan psoriasis juga bisa menjadi penyebab dermatitis seboroik. Selain dua kemungkinan yang disebutkan di atas, ada sejumlah faktor yang bisa meningkatkan risiko terkena penyakit ini, yaitu :

 Gagal jantung.
 Obat-obatan tertentu.
 Penyakit kejiwaan dan gangguan saraf (misalnya depresi dan penyakit Parkinson).
 Kebiasaan menggaruk kulit wajah.
 Penyakit yang menyebabkan melemahnya sistem kekebalan tubuh, seperti HIV/AIDS, kanker, penerima transplantasi organ tubuh, dan pankreatitis alkoholik.
 Penyakit endokrin yang bisa menyebabkan obesitas, seperti diabetes.
 Cuaca yang dingin dan kering.
 Stres dan faktor genetik.

Orang-orang yang memiliki kulit berminyak, bayi yang baru lahir, dan orang dewasa yang berusia antara 30-60 tahun (terutama wanita), lebih berisiko terkena dermatitis seboroik.


Setelah melalui pemeriksaan fisik, diagnosa dermatitis seboroik dapat ditegakkan melalui biopsi atau pemeriksaan kelupasan sel kulit. Hal ini bertujuan untuk memastikan apakah penyakit yang diderita merupakan dermatitis seboroik atau penyakit lain yang serupa, seperti eksim, rosacea, atau psoriasis.


Dermatitis seboroik dapat diatasi dengan menggunakan krim, losion, atau sampo khusus. Pada umumnya produk-produk semacam ini dijual bebas. Namun jika langkah ini tetap tidak membantu dan gejala dermatitis seboroik tidak kunjung mereda atau sembuh, konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut seperti di bawah ini :
  • Krim atau gel metronidazole yang berfungsi untuk melawan bakteri. Oleskan krim ini 1-2 kali sehari, tergantung jenis krim yang digunakan. Sesuaikan dengan instruksi yang tertera di kemasan.
  • Sampo antijamur yang mengandung ketoconazole Gunakan sampo ini 2-3 kali seminggu. Sisanya, gunakan sampo biasa.
  • Sampo, krim, atau salep yang mengandung kortikosteroid, seperti fluocinolone atau hydrocortisone, yang berguna untuk meredakan Namun efek samping seperti penipisan kulit bisa terjadi jika menggunakannya terlalu lama.
  • Terapi sinar yang digabungkan dengan penggunaan psoralen atau disebut dengan photochemotherapy. Namun orang-orang yang memiliki rambut tebal kemungkinan tidak cocok untuk melakukan terapi ini.
  • Losion atau krim yang mengandung penghambat calcineurin, seperti pimecrolimus, dan tacrolimus untuk pengobatan yang menekan sistem kekebalan tubuh. Namun obat ini memiliki potensi meningkatkan risiko kanker.
  • Pil antijamur terbinafine. Namun obat ini bisa menimbulkan efek samping yang serius, seperti gangguan organ hati dan reaksi alergi. Konsultasikan dengan dokter untuk dosis konsumsi yang sesuai.

Untuk bayi dengan dermatitis seborik (cradle cap), bersihkan kepala bayi setiap hari menggunakan sampo bayi, kemudian bersihkan sisa-sisa kelupasan kulit menggunakan sikat halus. Apabila cara ini tidak berhasil atau gejala semakin bertambah parah, segera periksakan bayi ke dokter untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut.

  • Jangan menggaruk bagian tubuh yang terkena dermatitis seboroik karena bisa meningkatkan risiko terkena infeksi dan memperparah iritasi.
  • Mandi dan keramas secara teratur, serta basuh dengan bersih sabun atau sampo yang digunakan. Gunakan pelembap jika diperlukan.
  • Gunakan sampo bayi untuk membersihkan kelopak mata Anda jika berwarna kemerahan dan terjadi kelupasan kulit. Selain itu, Anda bisa mengompresnya dengan air hangat untuk membantu meredakannya.
  • Oleskan krim yang mengandung kortikosteroid atau antijamur seperti ketoconazole.
  • Cukurlah kumis atau jenggot untuk membantu meredakan gejalanya.
  • Hindari produk yang mengandung alkohol agar penyakit tidak bertambah parah.
  • Gunakan pakaian yang bertekstur halus dan berbahan katun agar kulit mendapatkan sirkulasi udara dan dapat mengurangi iritasi.

Terkadang dermatitis seboroik bisa menghilang dengan sendirinya, namun ada juga yang bertahan selama bertahun-tahun. Perawatan kulit yang baik dan menjaga kebersihan kulit bisa membantu mengendalikan dermatitis seboroik.



SEMOGA BERMANFAAT

No comments:

Post a Comment