Sekitar 10% dari pasangan suami istri belum memiliki anak. Faktor penyebabnya berasal dari suami, istri maupun keduanya.Faktor penyebab infertilitas 33% berasal dari pria, sedangkan hasil penelitian WHO, sebesar 40%. Penelitian lain yang dilakukan oleh Arsyad terdapat 246 pasangan infertil, 48,4% disebabkan oleh kelainan pada pria.
Beberapa faktor yang dapat menimbulkan penurunan kualitas sperma antara lain :
usia, genetik, infeksi, imunologi, hypogonadisme, varicocele, kanker, faktor lingkungan dan sebab-sebab lain yang belum diketahui. Untuk menilai kualitas sperma, sesuai standarisasi WHO, meliputi : volume semen (cairan sperma), motilitas (pergerakan sperma), morfologi (bentuk sperma) dan konsentrasi atau jumlah spermatozoa.
Terapi akupuntur medik dapat menjadi salah satu cara pengobatan yang baik untuk memperbaiki kualitas sperma. Beberapa studi menunjukkan bahwa efektifitas terapi akupuntur medik cukup tinggi dan efek sampingnya minimal.
Perangsangan akupuntur medik akan mengaktivasi hypotalamus pituitary sehingga menimbulkan efek analgesia dan hemostatis dari berbagai sistem seperti sistem imun, kardiovaskuler, pernafasan dan penyembuhan jaringan. Akupunktur medik juga merangsang hormon adenocorticotropin (ACTH) yang merangsang kelenjar adrenal untuk memodifikasi sensasi nyeri dan reaksi imun, juga hormon lain seperti Thyrotropin Releasing Hormone (TRH), Growth Hormone, Anti Diuretik Hormone, Follicle Stimulating Hormone (FSH), Luteinizing Hormone (LH), Steroid Hormone dan lain-lain.
Mekanisme kerja akupuntur medik dalam terapi peningkatan kualitas sperma adalah dengan merangsang vasodilatasi pembuluh darah di testis, serta melalui aksis hipotalamus hipofisis di otak. Terapi akupuntur medik untuk meningkatkan kualitas sperma mengambil titik-titik yang sesuai dengan persarafan sistem reproduksi, terutama pada daerah abdomen pelvis (daerah perut bawah) dan ekstremitas bawah (kaki).
Pada daerah abdomen pelvis, impuls rangsang dari titik-titik di daerah tersebut berjalan melalui serabut sensorik lumbal dan sakral yang selanjutnya keluar dari medula spinalis sebagai saraf simpatis dan parasimpatis. Sistem saraf perifer dalam proses sistem reproduksi adalah saraf medula spinalis segmen TH10 - L2 dan S2 - S4. Sedangkan titik-titik ekstremitas inferior berjalan pada serabut sensorik sakral, keluar melalui saraf parasimpatis S2 - S4 ke organ reproduksi.
Akupuntur medik dapat merangsang Hypotalamus Pituitary Gonadal axis yang merangsang sekresi FSH dan LH. Peningkatan FSH dapat merangsang produksi folistatin dan inhibin B, yang memfasilitasi pembentukan gonosit dalam proses pembentukan sperma. Selanjutnya FSH dianggap sebagai prasyarat dalam mitosis spermatogonia dan perubahan spermatosit menjadi spermatid. Akupunktur medik merangsang perbaikan spermatogenesis dengan meningkatkan proliferasi sel germ dan regulasi inhibin B, dimana mekanisme kerjanya terkait dengan perubahan hormon serta peredaran darah di testis, sehingga dapat memperbaiki fungsi sel sertoli dan leydig.
Melalui perangsangan Hypotalamus Pituitary Gonadal axis, akupunktur medik merangsang produksi FSH dan LH sehingga dapat meningkatkan kualitas sperma dalam hal kelainan fungsi dan motilitas sperma yang menurun akibat defisiensi hormon gonadotropin. Selain itu akupunktur medik juga mampu menekan produksi Reactive oxygen species (ROS) yang menyebabkan penurunan kualitas sperma yang disebabkan oleh kerusakan morfologi sperma akibat oksidan dari lingkungan.
Akupuntur medik meregulasi sitokin proinflamasi dan antiinflamasi. Melalui mekanisme ini akupunktur medik mengatasi terjadinya penurunan kualitas sperma yang disebabkan oleh kelainan imunologi, dimana terdapat antobodi antisperma. Akupunktur medik dapat meningkatkan jumlah sperma, memperbaiki morfologi sperma, meningkatkan motilitas sperma, memperbaiki histologi testis dan meregulasi setum Inhibin B.
SEMOGA BERMANFAAT
No comments:
Post a Comment